09 Mei 2016

Bulan Mei Bulan Pendidikan

Bulan Mei di negeri kita ini identik dengan Bulan pendidikan, ketika kita mendengar istilah pendidikan maka pikiran kita akan tertuju pada sesuatu yang namanya "SEKOLAH". Padahal sekolah adalah salah satu dari bentuk pendidikan yaitu pendidikan Formal.
Di dalam pendidikan ada 3 jenis yaitu :
1. Pendidikan Formal : sekolah
2. Pendidikan Non Formal :kursus, training
3. Pendidikan Informal : pendidikan yang tidak teratur, tidak terikat, tidak terprogram, misalnya di rumah oleh orangtua kepada anak, ngobrol di kantin kantor dengan boss, dll. Jadi artinya jika kita orangtua, guru, trainer, manajer, direktur selama berurusan dengan “mengembangkan orang lain”maka disitulah ada pendidikan.

Di dalam mendidik ada  5 prinsip yang perlu dipahami :
1. Pendidikan berjalan atas usaha dua pihak, pendidik dan peserta didik
2. Setiap manusia unik dengan segala isi dirinya
3. Manusia mampu belajar mandiri selama di fasilitasi
4. Peserta didik menjalani pendidikan sesuai dengan tahapannya
5. Setiap kegagalan adalah belajar Oke dibahas satu persatu ya..


1. PENDIDIKAN BERJALAN ATAS USAHA DUA PIHAK, PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Pendidikan hanya berjalan jika dua pihak sama-sama mau usaha menjalaninya. Analoginya jika kita menolong orang yang jatuh ke lubang apa yang harus kita lakukan ? Pertama kita ulurkan tangan kita, “tangkap tangan saya” lalu dia tangkap tangan kita, selanjutnya apa yang harus dia lakukan ? Kita tidak akan bisa menariknya jika dia tidak menarik tangan kita kebawah kan ? kalo bingung Cobain deh siapa yang mau masuk lubang…praktekkan Kalau yang ditolong diam saja taka da usaha menarik tangan kita, maka bobotnya akan terasa lebih berat untuk ditarik. Jadi yang nolong ngeluarin tenaga yang ditolong juga sama. Jadi usahanya kedua belah pihak. Gak mungkin kita bisa mendidik seseorang kalua dianya nggak mau di didik sama kita. Disini factor TRUST sangat penting.
Ada 4 hal mendasar yang bikin orang TRUST sama kita.
(menurut Stephan M R Covey dalam bukunya “Speed of Trust” - Integritas - Niat baik - Kompetensi - Hasil )

2. SETIAP MANUSIA UNIK DENGAN SEGALA ISI DIRINYA
Pahami perilaku peserta didik. Perlu observasi yang tajam hingga menemukan seperti apa sih cara yang cocok buat peserta didik, Jangan paksakan “cara kita” Untuk peserta didik yang banyak pilih satu cara yang paling efektif untuk sebanyak mungkin siswa, konsekuensinya ada 1-2 peserta yang yang tidak bisa mengikuti, jadi harus dilakukan penanganan khusus, tidak boleh dianggap bodoh.

3. MANUSIA ITU MAMPU BELAJAR MANDIRI SELAMA DI FASILITASI
Bagi yang punya anak tentu melihat bagaimana proses anak belajar berjalan. Saat anak-anak belajar berjalan kita ajari nggak ? Nggak kan ? Mereka belajar sendiri dengan mencoba langsung, melihat orangtuanya (Observe), mencoba (practice) lalu jatuh, trus mengamati lagi sambil melakukan lebih baik (evaluation). Semua dilakukan sendiri orangtua hanya memfasilitasi dengan memberi ruang. Jadi guru/pelatih itu sifatnya sebagai fasilitator.
Dengan adanya guru/pelatih akan mempercepat proses belajar.
Jadi sebenarnya tidak ada manusia bodoh, yang ada hanya manusia yang belajarnya tidak terfasilitasi.

4. PESERTA DIDIK MENJALANI PENDIDIKAN SESUAI DENGAN TAHAPANNYA
Ada tahapan yang tidak boleh dilompati. Kita tidak bisa mendidik dengan menggunakan paradigma kita. Perhatikan sudah sampai level mana peserta didik kita, didiklah dengan proses yang pas untuk tahapan dia, bukan kita. Jadi sebagai orangtua kalau anaknya lebih dari satu berarti nggak bisa disamakan proses belajar setiap anak.

5. SETIAP KEGAGALAN ADALAH BELAJAR
Hak orang yang belajar diantaranya adalah salah atau gagal. Jadi selama proses belajar salah itu boleh banget. Nggak TABU ya..Kegagalan adalah pembuka pintu maju ke depan.Dengan gagal semakin banyak evaluasi artinya semakin dekat ke jalan yang benar. “Hidup itu dididik dan mendidik, maka jadilah pendidik terbaik untuk meneruskan generasi yang terbaik juga “

(disarikan dari tulisan dr. Lita..)