16 April 2011

Surat Nyasar

"Ada surat datang. Ada surat datang!" pak pos mengayuh sepedanya smbil menirukan salah satu lagu di film kartun 'Blues Clues'. Setiap pagi pak pos selalu melewati rumah Azizah sambil berseru-seru dengan suara paraunya. Kadang hanya lewat, tetapi kadang pula berhenti di rumah tetangga Azizah untuk mengantar surat. Tetapi, kali ini pak pos berhenti di depan rumah Azizah.
"Assalamu'alaikum! Non, ada surat," pak pos berteriak-teriak.


Sambil berlari tergopoh-gopoh, Azizah menghampiri pak pos.

"Wa'alaikumussalam. Dari siapa pak?" tanyanya. Ia penasaran karena jarang mendapat surat.
"Ndak tau, Non. Tapi, ini benar jalan Melati no. 6 kan? Surat itu juga buat Rizki. Nama Non, Rizki juga kan?" tanya pak pos.
Rizki? Ya, nama belakang Azizah memang Rizki. Tapi ia tidak punya teaman bernama Arif, seperti yang tertera di amplop surat itu. Tapi, tiba-tiba ia ingat sesuatu.
"Oh ya, Pak pos sudah makan?" tanyanya sambil mengantongi surat yang didapatnya.
"Belum Non. Tadi bapak buru-buru berangkat, tapi ternyata masih terlalu pagi," kata pak pos.
"Kalau begitu pak pos makan dulu yuk, di rumah saya, atau ….. saya bungkusin aja? Biar nanti kalau Pak pos istirahat bisa langsung makan," Azizah memberi penawaran.
"Wah, ndak usah Non. Kalau bapak istirahat nanti, bapak bisa beli sendiri kok," tolak pak pos.
"Nggak pa-pa, Pak. Nggak bayar, kok." Kata Azizah sambil berlari ke dalam rumah dan langsung menuju dapur.
Sesampainya di dapur, "Ma, mama . Mama punya pembungkus makanan nggak?" tanya Azizah.
"Punya. Buat apa sih, Zah?" mama penasaran.
"Buat bungkusin makanan. Mau dikasihin ke pak pos. Kasihan ma, beliu belum makan sejak pagi. Padahal sekarang sudah jam sembilan," kata Azizah. Setelah selesai membungkus makanan, ia segera berlari ke tempat pak pos tadi. Kebetulan hari itu hari Minggu, jadi Azizah tidak sekolah.
"Ini pak, makanannya," kata Azizah sambil menyerahkan bungkusan itu.
"Terima kasih Non. Semoga amal baik non Azizah dibalas oleh Allah," kata pak pos.
"Aamiin…..," balas Azizah.
Setelah itu pak pos berpamitan dan mengayuh sepeda lagi menuju rumah lain yang akan mendapat surat. Kemudian, Azizah segera menuju rumah dan langsung masuk kamarnya, ia langsung membuka sampul surat itu, tapi tidak langsung membacanya.
"Aneh, aku tak punya teman bernama Arif

Tidak ada komentar: